Rabu, 15 Agustus 2012

pancasila sebagai jati diri bangsa


Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa

Yang dimaksud jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang didalam masyarakat yang menjadi kesepakatan bersama, berisi konsep, prinsip, dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar negara sebagai landasan statis, ideologi nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa yang bersangkutan dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-citanya.

Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia mengandung arti bahwa Pancasila menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak ditemukan pada bangsa lain. Oleh karena itu bangsa Indonesia berkewajiban mempertahankan kemurnian Pancasila ditengah gencarnya arus globalisasi. Selain itu, Pancasila tidak hanya dijadikan pedoman bangsa, namun harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tetap tegak berdiri dalam wadah NKRI.Manusia dalam mencapai tujuan dan cita-cita, memerlukan nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai luhur tersebut dapat menjadi tolok ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia. Dengan demikian pandangan hidup dapat menjadi acuan untuk menjalin hubungan dengan manusia lainnya.


Sebagai pandangan hidup, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu ternyata benar-benar hidup dalam diri masyarakat dan dijadikan pedoman dalam berbagai tindakannya. Atau bisa dikatakan bahwa Pancasila menjadi petunjuk bagi semua kegiatan masyarakat.

Sebagai pandangan hidup, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu ternyata benar-benar hidup dalam diri masyarakat dan dijadikan pedoman dalam berbagai tindakannya. Atau bisa dikatakan bahwa Pancasila menjadi petunjuk bagi semua kegiatan masyarakat

Selain itu, pandangan hidup merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki, yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Oleh karena corak dan kepribadian bangsa berbeda-beda, maka dalam menentukan pandangan hidup tidak bisa meniru bangsa lain, namun disesuaikan dengan kondisi bangsa itu sendiri. Pandangan hidup suatu bangsa belum tentu sesuai bila diterapkan oleh bangsa lain. Oleh karena itu, menentukan pandangan hidup merupakan hak asasi yang akan menentukan keberadaan/kekukuhan suatu bangsa.

Kondisi Jati Diri Bangsa Indonesia Saat Ini
Sekarang ini generasi muda indonesia telah mengalami krisis kebangsaan.Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya generasi muda yang saat ini telah berprilaku tidak sesuai dengan butir-butir pancasila.Sebagai contoh yaitu sekarang ini banyak generasi muda yang tidak bertaqwa kepada Tuhan YME. Kita lihat saja,sekarang ini banyak pemuda-pemudi muslim yang tidak memegang teguh agamanya dan syariah Islam. Seperti banyaknya pemuda-pemudi yang sekarang ini menjalin cinta kasih dengan pasangan yang bukan muhrimnya. Dan tidak jarang juga hal tersebut sampai kepada prilaku yang memalukan yaitu berhubungan sek bebas dengan pasangan yang bukan muhrimnya. Serta sekarang ini moral para pemuda bangsa indonesia juga dijajah melalui beredarnya vidio-vidio porno diinternet yang dapat diakses dengan mudah.
Selain itu,model-model pakaian para generasi muda saat ini kebanyakan telah meniru bangsa barat yang dikenal modis dan menghilangkan jati diri bangsa indonesia asli. Mereka lebih bangga mengenakan pakaian-pakaian model barat yang mareka anggap lebih modis dan ngetren. Padahal belum tentu model pakaian tersebut cocok dikenakan diindonesia. Terutam model pakaian cewek yang terlalu terbuka sehingga menimbulkan gairah lawan jenisnya yang mengakibatkan banyaknya kasus pemerkosaan di negeri ini. selain masalah penampilan,masalah akhlak pemuda dinegara indonesia ini juga kian memburuk. 


Faktanya generasi muda saat ini banyak yang melampiaskan masalah-masalah yang sedang meraka hadapi seperti ketika putus dengan pacar,bertengkar dengan orang tua,merasa terasing dengan lingkungan teman,dan ketika pusing dengan beban-beban tugas sekolah yang begitu berat. Mereka mengatasi masalah-masalah tersebut dengan jalan pintas.



Kasus selanjutnya mengenai sila ke dua kemanusiaan yang adil dan beradab ini dapat kita lihat pada tragedi sebelas tahun lalu(13-15) Mei 1998. Tragedi kemanusiaan ini menyisakan banyak keprihatinan dan tanya bagi banyak orang, khususnya bagi para keluarga korban yang harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan yang menjadi korban pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang dijadikan korban kekejaman para pihak yang tidak bertanggungjawab.


Ratusan manusia menjadi korban, dengan amat mengenaskan mereka terpanggang kobaran api di dalam Yogya Plaza, Kleder, Jakarta Timur. Tragedi ini tidak hanya terjadi di Jakarta, namun terjadi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tragedi ini merupakan rentetan kejadian yang memilukan, dimana sehari sebelumnya (12 Mei 1998) empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban penembakan oleh aparat TNI pada saat menggelar aksi menuntut Reformasi. Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah kelam bangsa ini. Namun sampai dengan saat ini tak juga ada pertanggungjawaban pemerintah atas terjadinya tragedi Mei 1998.

Pada sila ke tiga sebagai contoh ada beberapa kasus pemberontakan misalnya pemberontakan yang di lakukan oleh organisasi tertentu. GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada. Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.


OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.

Selanjutnya sila ke 4 yaitu mengenai Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila adalah. Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat.Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera,itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,belum lagi  anggota DPR dan MPR  yang sedang melaksanakan rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur, bahkan ada yang berperilaku memalukan dengan menonton video porno saat rapat berlangsung.kasus ini sempat menghebohkan media pemberitaan di negara ini.

Dan terakhir mengenai Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atapun batiniah.Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila.pertama masalah Kemiskinan di indonesia,Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.ke dua masalah Ketimpangan dalam pendidikan,banyak anak usia dini harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak yang menjadi anak jalanan.ke tiga ketimpangan dalam pelayanan kesehatan, keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia. Dan masih banyak lagi contoh lainya yang mungkin jika kita tuliskan tidak akan selesai.

Apa Saja Solusi Untuk Mengatasi Pudarnya Jati Diri Bangsa
Di era globalisasi seperti saat ini, memudarnya jati diri bangsa tidak dapat dihindarkan. Lamban namun pasti proses globalisasi membawa perubahan yang besar dalam diri sebuah masyarakat. Keinginan bergerak maju dan penghidupan yang lebih baik mendorong proses globalisasi bergerak cepat. Cepatnya laju globalisasi, cepat pula memudarnya jati diri bangsa, apabila pengaruh globalisasi diterima begitu saja tanpa adanya filter yang kuat. Oleh karena itu, perlu adanya penyaring dan sikap yang tegas dalam menghadapi dampak globalisasi.Di bawah ini akan dikemukakan beberapa gagasan, yang mungkin dapat mengatasi memudarnya jati diri bangsa Indonesia. 
a. Meningkatkan Pemahaman tentang Bhinneka Tunggal Ika 
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam lambang negara Indonesia, yaitu burung Garuda. Secara umum kalimat itu diartikan dengan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Maksudnya, Indonesia memang terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras yang berbeda tetapi perbedaan itu dapat disatukan di dalam negara Indonesia. Kalau rasa kebinekaan itu dapat terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, tentunya rasa kebangsaan (nasionalisme) dapat juga terus dijaga. Nah, kamu sebagai pelajar, harus bisa meyakinkan dirimu bahwa kebinekaan (perbedaan) yang terdapat di Indonesia adalah salah satu ciri atau jati diri bangsa Indonesia yang harus tetap dilestarikan.

b. Menggunakan Pancasila sebagai Filter Budaya Asing dan Kemajuan Iptek
 
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sekaligus merupakan pandangan hidup bangsa. Di dalam sila-sila Pancasila terdapat kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia yang sudah berurat akar. Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai itu merupakan jati diri bangsa yang menjadi cita-cita moral yang perlu di wujudkan.

Dengan adanya tantangan globalisasi yang semakin menggila ini, Pancasila dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi. Tentunya, kita harus bersikap bijaksana dan mau membuka diri terhadap globalisasi dan kemajuan iptek. Namun, diperlukan juga sikap waspada terhadap pengaruh yang ditimbulkannya. Apakah pengaruh itu sesuai dengan Pancasila atau tidak? Kalau sesuai, dapat diambil dan sebaliknya kalau tidak sesuai dapat ditolak. Dengan begitu, kita dapat mencontoh atau meniru pengaruh baiknya dan tentunya dapatmenghindarkan diri dari pengaruh buruk yang ditimbulkannya. Dalam hal itu, Pancasila dapat dijadikan ukuran atau filter dalam penerimaan dan penolakan pengaruh globalisasi yang dapat memudarkan jati diri bangsa Indonesia. 


c. Menunjukkan Prestasi Putra Putri Bangsa Indonesia 

Yoshua Michael Maranatha, wakil Indonesia dalam The 2nd International Junior Science Olympiade (IJSO) yang diselenggarakan pada tanggal 4–12 Desember 2005 di Kota Yogyakarta. Dalam ajang prestasi itu, tidak tanggung-tanggung dia mengantongi dua gelar sekaligus, yaitu sebagai Absolute Winner dan The Best Theory. Tidak hanya Yoshua. Masih banyak lagi putra putri Indonesia yang berprestasi, baik itu di bidang ilmu pengetahuan, olahraga, seni, ataupun bidang-bidang yang lain. Misalnya, Taufik Hidayat di bidang bulu tangkis yang pada tanggal 22 Agustus 2005 berhasil menjuarai turnamen piala dunia yang diselenggarakan di Anaheim, Amerika Serikat. Kamu pun dapat menunjukkan prestasimu di bidang yang kamu minati. Nah, dengan menggambarkan dan menunjukkan berbagai prestasi putra putri bangsa Indonesia, tentunya akan dapat menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri. Ternyata, prestasi putra putri Indonesia diakui oleh internasional.

d. Menggambarkan Tantangan-Tantangan Global yang Harus Dihadapi Bangsa Indonesia 

Globalisasi yang sedang melanda dunia ini tentunya menimbulkan berbagai dampak. Dampak-dampak itu merupakan masalah atau tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dengan mengetahui tantangan-tantangan itu dan menggambarkan bagaimana bentuk-bentuknya, maka kita akan lebih mudah untuk menghadapi dan mencari cara untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

e. Memotivasi Bangsa Indonesia Untuk Bersikap Kritis terhadap Perubahan 

Perubahan belum tentu buruk. Nah, kamu harus dapat memilah mana perubahan yang baik dan mana yang buruk. Setelah itu, kamu juga harus pandai-pandai menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Dengan sikap kritis dan bijak, kamu dapat mengambil keuntungan dari sikap perubahan-perubahan yang ada tanpa terjerumus atau terpengaruh oleh dampak negatif yang ditimbulkannya.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Medan, agustus 2012